Di Medan, ada satu pramugara yang baru saja gue kenal beberapa minggu belakang ini. Namanya Mas Dede. Beliau doyan banget masak. Setiap gue terbang bareng Mas Dede, pasti beliau membawa perbekalan yang selalu dia bagi untuk cockpit crew. Seperti contohnya hari ini, gue dibagi es krim dan teri kacang bikinannya. Rezeki memang nggak kemana, ya.
Es Krim Jagung ini Mas Dede buat dengan bahan dasar jagung dan susu. Gue nggak ngerti gimana caranya itu jagung bisa bertekstur seperti foto yang gue lampirkan di atas, dan rasanya enak banget! Terus, di dalam serutan es krimnya, ada juga butir-butir jagung utuh yang manis dan nikmat banget untuk dikunyah. Manisnya nggak bikin mual dan rasanya segar untuk bisa menyantap es krim di dalam pesawat saat lagi terik-teriknya matahri. Berkat beliau, gue jadi bertekad untuk membuat es krim tanpa karbohidrat dan gula yang bisa gue santap tanpa dosa dalam program diet gue.
Lalu, setelah Es Krim Jagung, gue juga dibagi satu gelas Sambal Teri yang akhirnya menjadi menu makan siang gue karena gue nggak membawa bekal apa-apa selain buah potong gratis dari hotel dan satu buah apel. Rasanya pedas dan manis, tapi lebih dominan manisnya daripada pedasnya. Sepertinya, sih, Mas Dede nggak memakai gula jawa karena manisnya agak beda dengan manis gula jawa. Faktanya begitu, atau guenya aja yang sotoy.
Lepas dari hari ini, beberapa posting yang lalu di Medan, gue dan Kapten Afner pun dibagi satu mangkok penuh Keripik Opak. Tentu saja buatan tangan Mas Dede. Kali itu, gue yang mengambil sendiri dari kotak penyimpanan makanan teman-teman flight attendant di cabin bagian belakang, dan gue kaget pas gue melihat bahwa ternyata Mas Dede membawa satu plastik besar Keripik Opak tersebut. Asli, gue yang awalnya baru ngeliat doang, tanpa sadar, udah ngumpul air liurnya di pangkal lidah.
Keripik Opaknya renyah banget dan manis gurih rasanya. Manisnya selalu nggak membuat gue, ataupun kapten gue, mual. Pedasnya juga bikin nagih dan, tanpa sadar, gue dan kapten nggak berhenti mencomot satu demi satu sampai tiba-tiba, "Yah, Kep, abis!".
Es Krim Jagung ini Mas Dede buat dengan bahan dasar jagung dan susu. Gue nggak ngerti gimana caranya itu jagung bisa bertekstur seperti foto yang gue lampirkan di atas, dan rasanya enak banget! Terus, di dalam serutan es krimnya, ada juga butir-butir jagung utuh yang manis dan nikmat banget untuk dikunyah. Manisnya nggak bikin mual dan rasanya segar untuk bisa menyantap es krim di dalam pesawat saat lagi terik-teriknya matahri. Berkat beliau, gue jadi bertekad untuk membuat es krim tanpa karbohidrat dan gula yang bisa gue santap tanpa dosa dalam program diet gue.
Lalu, setelah Es Krim Jagung, gue juga dibagi satu gelas Sambal Teri yang akhirnya menjadi menu makan siang gue karena gue nggak membawa bekal apa-apa selain buah potong gratis dari hotel dan satu buah apel. Rasanya pedas dan manis, tapi lebih dominan manisnya daripada pedasnya. Sepertinya, sih, Mas Dede nggak memakai gula jawa karena manisnya agak beda dengan manis gula jawa. Faktanya begitu, atau guenya aja yang sotoy.
Lepas dari hari ini, beberapa posting yang lalu di Medan, gue dan Kapten Afner pun dibagi satu mangkok penuh Keripik Opak. Tentu saja buatan tangan Mas Dede. Kali itu, gue yang mengambil sendiri dari kotak penyimpanan makanan teman-teman flight attendant di cabin bagian belakang, dan gue kaget pas gue melihat bahwa ternyata Mas Dede membawa satu plastik besar Keripik Opak tersebut. Asli, gue yang awalnya baru ngeliat doang, tanpa sadar, udah ngumpul air liurnya di pangkal lidah.
Keripik Opaknya renyah banget dan manis gurih rasanya. Manisnya selalu nggak membuat gue, ataupun kapten gue, mual. Pedasnya juga bikin nagih dan, tanpa sadar, gue dan kapten nggak berhenti mencomot satu demi satu sampai tiba-tiba, "Yah, Kep, abis!".