Pagi ini, sepulang dari kebaktian Minggu Paskah, gue dan Ibu gue mampir ke Taco Local untuk nyemil kue lapis. Eh, bukan, nyemil Taco maksudnya. Sekitar jam setengah sepuluh kurang, gue telfon nomor telfon tempat makan ala Mexico tersebut untuk mengonfirmasi kebenaran jam bukanya, sesuai dengan informasi yang gue dapat dari ZOMATO yaitu dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, tapi sayangnya sambungannya sedang sibuk. Ya sudah, gue beranikan diri untuk langsung datang ke tempatnya. Eh, bener dong, sampai di sana masih belum buka. "15 menit lagi, Bu," kata Bapak tukang vallet. Emangnya gue setua itu, ya?
Seperti biasa, parkiran di Pelaspas Dharmawangsa selalu penuh kendaraan - entah itu mobil punya pelanggan atau punya pemilik kedainya - sehingga, mau nggak mau, gue harus menggunakan jasa vallet. Lumayan manusiawi, kok, harganya hanya Rp25.000,00. Tapi, ya, kalau di warteg, dengan nominal segitu bisa beli makan dua kali, sih.
Pelaspas Dharmawangsa ini, sebenernya, adalah gedung yang isinya berbagai macam cafe dan tempat makan - kurang lebih konsepnya sama dengan ShopHaus yang ada di Menteng. Dua tempat favorit gue di Pelaspas Dharmawangsa adalah SNCTRY, yaitu health bar yang menyajikan varian Smoothie Bowl yang enak dan sehat, dan Taco Local, warung makan Taco yang meskipun Taconya enak dan gue doyan banget tapi pelayanannya sangat sangat kurang.
Iya, pelayanannya kurang. Dari sepuluh bintang, mungkin akan gue kasih tiga setengah. Jahat, ya? Maaf, ya. Tapi, begitulah adanya.
Pas sekitar 15 menit menuju jam sepuluh, gue akhirnya memesan menu Taco untuk gue santap bareng Ibu gue. Saat gue pesan pun, abang waiter-nya masih agak kelabakan untuk melayani karena alasan yang nggak gue tau apa. Dia udah mengambil kertas untuk mencatat pesanan gue, tapi kemudian keluar untuk mempersilahkan masuk bapak Go-Jek yang, mungkin, udah nunggu-nungguin tempat itu buka dari jam sembilan tadi. Gue di situ speechless. Nggak ada "Ditunggu sebentar, ya, Kak" atau "Maaf, ya, Kak", langsung nyelonong keluar dan kembali lagi ke depan gue tanpa dosa. "Iya, Kak, pesanannya," tanyanya.
Karena sebelumnya gue udah pernah nyemil di Taco Local bareng Icha dan Angel, dua sahabat gue dari jaman SMP sampai sekarang, jadi gue nggak terlalu bingung mau pesan apa. Gue pesan dua, yaitu Carnitas Taco dan Lengua Taco. Dua-duanya nggak halal, alias berlimpah daging babi, tapi uenaknya pol!
Di sini, gue menemukan satu lagi yang disayangkan dari Taco Local, yaitu pemilihan prioritas pelanggan. Sepengetahuan gue, gue adalah pemesan pertama, baru yang kedua adalah bapak Go-Jek yang tadi gue ceritain. Tapi, pesanan bapak Go-Jek itu selesai lebih dulu daripada gue dan gue harus menunggu sampai, kurang lebih, dua puluh menit untuk pesanan gue disajikan. It's not that big of a deal, to be honest, but I tend to notice small things like that. Dan, dari beberapa video yang gue temukan di YouTube mengenai Taco asli asal Mexico, nggak lebih dari lima menit, lho, untuk para pedagang asongan menyajikan satu porsi Taco. Satu porsi isi berapa, ada yang tau? Lima.
Akhirnya, datanglah Carnitas Taco dan Lengua Taco kami. Yang langsung gue lahap tanpa malu-malu adalah Carnitas Taco, Taco isi suwiran daging babi panggang manis bersimbah saus salsa yang asam dan menyegarkan, olesan Guacamole, yaitu saus cocol yang terbuat dari buah alpukat dan perasan buah lemon, potongan nanas panggang, dan kerupuk babi sebagai pelengkap. Wuih, sedapnya beneran sedap. I totally dig Taco Local for its' delicious Taco.
Sayangnya, ada yang kurang, yaitu kerupuk babi, atau crispy pork rind-nya. Gue tanya lah ke abang waiter-nya, mumpung belum gue lahap habis Taco yang satunya lagi. "Mas, kerupuk babinya nggak ada, ya," tanya gue. Spontan Masnya terkejut dan membalas gue dengan, "Iya, Kak, crispy pork rind-nya nggak ada. Belum ready, Kak." Huh, seketika dongkol.
"Tapi, harusnya memang ada di menunya kan ya, Mas, cuma nggak ready aja," tanya gue lagi.
"Iya, Kak, belum ready. Tadi saya mau menginfokan, tapi lupa. Maaf ya, Kak," balasnya.
Manis banget senyuman gue, padahal dalam hati dongkol. "Iya, Mas, nggak apa-apa. Makasih, ya."
Lengua Taco punya Ibu gue pun nggak ada kerupuk babinya, hanya ada potongan lidah sapi yang empuk, agak kenyal, dan gurih, Guacamole, dan saus salsa. Sekian. Meskipun rasanya tetap enak dan menyenagkan, tetap saja nggak ada elemen yang bikin nendang. Sama kayak makan tahu gejrot pakai kuah pedas, asam, manisnya, tapi nggak ada potongan cabe dan bawang merah. Nggak nendang. Tapi, ya sudah, lah. Seenggaknya ngidam gue dari semingguan ini untuk makan Taco terselesaikan.
Lalu kemudian, ada aja lagi yang miss, yaitu saat mau bayar. Mereka nggak ada uang kembalian. Alhasil, gue dan Ibu gue harus menunggu lagi selagi salah satu abang waiter-nya nuker duit, baru kami bisa pulang. Itu pun kembaliannya nggak sesuai, karena mereka nggak punya koin Rp500,00. Mungkin, kalau gue jadi pedagang, gue akan siap sedia seember koin lima ratusan. Biar kalau ada pelanggang bayar dan butuh kembalian, gue kasih serenceng lima ratusan dibalut selotip sekalian.
P.S. Buat kalian yang belum pernah nyemil-nyemil lucu di SNCTRY, kalian harus coba ke sana. Meskipun harganya agak kurang bersahabat untuk mahasiswa dan pelajar, tapi kualitasnya memang bagus banget. Tadi gue beli dua botol fresh-pressed juice botolan yang udah ready, yaitu Berry Glow Juice dan Refresh Juice.
Berry Glow adalah jus dari campuran buah strawberry, apel, kelapa, dan air kelapa. Rasanya manis, agak kecut dari buah apelnya, dan rasa strawberrynya sangat dominan. Gue suka banget! Sementara Refresh Juice, yang terbuat dari campuran buah melon, timun, apel, daun mint, dan lemon itu lebih ke segar dengan kombinasi rasanya yang lebih unik. Ibu gue doyan banget yang ini.
Kebetulan, saat gue beli, pas lagi ownernya yang jaga. Beliau ternyata adalah saudara dari salah satu teman gue di STPI. Cantik dan ramah banget dengan pelanggan, gue sampai salah tingkah. Mau salam dan bilang, "Kak, aku ngefans banget sama SNCTRY, makanannya enak-enak!" tapi malu.
Iya, pelayanannya kurang. Dari sepuluh bintang, mungkin akan gue kasih tiga setengah. Jahat, ya? Maaf, ya. Tapi, begitulah adanya.
Pas sekitar 15 menit menuju jam sepuluh, gue akhirnya memesan menu Taco untuk gue santap bareng Ibu gue. Saat gue pesan pun, abang waiter-nya masih agak kelabakan untuk melayani karena alasan yang nggak gue tau apa. Dia udah mengambil kertas untuk mencatat pesanan gue, tapi kemudian keluar untuk mempersilahkan masuk bapak Go-Jek yang, mungkin, udah nunggu-nungguin tempat itu buka dari jam sembilan tadi. Gue di situ speechless. Nggak ada "Ditunggu sebentar, ya, Kak" atau "Maaf, ya, Kak", langsung nyelonong keluar dan kembali lagi ke depan gue tanpa dosa. "Iya, Kak, pesanannya," tanyanya.
Karena sebelumnya gue udah pernah nyemil di Taco Local bareng Icha dan Angel, dua sahabat gue dari jaman SMP sampai sekarang, jadi gue nggak terlalu bingung mau pesan apa. Gue pesan dua, yaitu Carnitas Taco dan Lengua Taco. Dua-duanya nggak halal, alias berlimpah daging babi, tapi uenaknya pol!
Akhirnya, datanglah Carnitas Taco dan Lengua Taco kami. Yang langsung gue lahap tanpa malu-malu adalah Carnitas Taco, Taco isi suwiran daging babi panggang manis bersimbah saus salsa yang asam dan menyegarkan, olesan Guacamole, yaitu saus cocol yang terbuat dari buah alpukat dan perasan buah lemon, potongan nanas panggang, dan kerupuk babi sebagai pelengkap. Wuih, sedapnya beneran sedap. I totally dig Taco Local for its' delicious Taco.
"Tapi, harusnya memang ada di menunya kan ya, Mas, cuma nggak ready aja," tanya gue lagi.
"Iya, Kak, belum ready. Tadi saya mau menginfokan, tapi lupa. Maaf ya, Kak," balasnya.
Manis banget senyuman gue, padahal dalam hati dongkol. "Iya, Mas, nggak apa-apa. Makasih, ya."
Lengua Taco punya Ibu gue pun nggak ada kerupuk babinya, hanya ada potongan lidah sapi yang empuk, agak kenyal, dan gurih, Guacamole, dan saus salsa. Sekian. Meskipun rasanya tetap enak dan menyenagkan, tetap saja nggak ada elemen yang bikin nendang. Sama kayak makan tahu gejrot pakai kuah pedas, asam, manisnya, tapi nggak ada potongan cabe dan bawang merah. Nggak nendang. Tapi, ya sudah, lah. Seenggaknya ngidam gue dari semingguan ini untuk makan Taco terselesaikan.
Lalu kemudian, ada aja lagi yang miss, yaitu saat mau bayar. Mereka nggak ada uang kembalian. Alhasil, gue dan Ibu gue harus menunggu lagi selagi salah satu abang waiter-nya nuker duit, baru kami bisa pulang. Itu pun kembaliannya nggak sesuai, karena mereka nggak punya koin Rp500,00. Mungkin, kalau gue jadi pedagang, gue akan siap sedia seember koin lima ratusan. Biar kalau ada pelanggang bayar dan butuh kembalian, gue kasih serenceng lima ratusan dibalut selotip sekalian.
P.S. Buat kalian yang belum pernah nyemil-nyemil lucu di SNCTRY, kalian harus coba ke sana. Meskipun harganya agak kurang bersahabat untuk mahasiswa dan pelajar, tapi kualitasnya memang bagus banget. Tadi gue beli dua botol fresh-pressed juice botolan yang udah ready, yaitu Berry Glow Juice dan Refresh Juice.
Berry Glow adalah jus dari campuran buah strawberry, apel, kelapa, dan air kelapa. Rasanya manis, agak kecut dari buah apelnya, dan rasa strawberrynya sangat dominan. Gue suka banget! Sementara Refresh Juice, yang terbuat dari campuran buah melon, timun, apel, daun mint, dan lemon itu lebih ke segar dengan kombinasi rasanya yang lebih unik. Ibu gue doyan banget yang ini.
Kebetulan, saat gue beli, pas lagi ownernya yang jaga. Beliau ternyata adalah saudara dari salah satu teman gue di STPI. Cantik dan ramah banget dengan pelanggan, gue sampai salah tingkah. Mau salam dan bilang, "Kak, aku ngefans banget sama SNCTRY, makanannya enak-enak!" tapi malu.
Taco Local
Pelaspas Dharmawangsa
Jl. Dharmawangsa Raya No. 4
Opening Hours:
Monday - Thursday: 12PM - 10PM
Friday - Saturday: 12PM - 12AM
Sunday: 9AM - 9PM
SCNTRY
Pelaspas Dharmawangsa
Jl. Dharmawangsa Raya No. 4
Opening Hours:
Monday - Friday: 7AM - 8PM
Saturday - Sunday: 8AM - 7PM
No comments:
Post a Comment