Akhirnya, cita-cita gue dan Dheo untuk mencicipi mie goreng pedas ala Mie Abang Adek terwujudkan. Setelah beberapa kali hanya kepingin-kepingin doang dan nggak jadi-jadi, akhirnya kemarin kami melepas predikat kami sebagai "Perawan Mie Abang Adek" dengan memesan satu porsi mie goreng dengan tingkat kepedasan nomor tiga, yaitu Mie Goreng Pedas Garuk. Asal kalian tau aja, si Bapak menggunakan 50 buah cabai untuk membuat makanan maut yang satu itu. Serius, 50 buah. Ngeri, kan?
Awalnya, gue mau cari aman saja dengan memesan mie goreng dengan tingkat kepedasan paling rendah. Tapi kemudian, tengah gue memesan ke si Bapak, omongan gue terpotong oleh, "Dih, apaan dah, cemen banget! Aku aja cabenya 50!". Jadi lah gue ikutan memesan satu porsi mie goreng dengan tingkatan pedas nomor tiga, di mana tingkat keduanya si Bapak menggunakan 75 buah cabai dan di tingkat pertamanya menggunakan 100 buah cabai. "Yak, di sebelah sana ada kamera, silahkan lambaikan tangan anda jika tidak kuat!".
Nggak lama kemudian, pesanan kami disajikan. Mie kami berdua sama, hanya hiasannya aja yang beda: gue dengan telur ceplok, sementara Dheo dengan kornet goreng kering. Tampang kedua mie goreng kami tampak sama-sama menyiksa. Baunya pahit. Warnanya jingga terang dengan sedikit merah di sana-sini dari kulit cabainya. Di setiap untaian mie bersembunyi setidaknya beberapa butir biji cabai yang seolah-oleh mengejek gue, "Ah, elu sesuap doang juga nggak bakal tahan, tong.".
Satu suap, gue langsung tumbang. Gue nggak bisa membuat diri gue menyuap satu suap lagi untuk waktu yang lumayan lama karena gue sedang sibuk berperang melawan rasa pahit dan sakit yang ada di mulut gue. Sementara itu, Dheo udah masuk suapan ketiga.
Gue kira pedasnya nggak bakal jauh-jauh dari pedasnya Buldak Bokkum Myeun produksi Samyang, jadi gue pede-pede aja. Eh, ternyata, jauh sejauh jauhnya jauh dari ekspektasi gue. Saking pedasnya itu mie goreng, gue sampai benar-benar nggak ngerasain apapun selain pahit dan sakit! Gue hanya tahan dua suap. Bahkan telur ceploknya pun nggak gue makan. Disaat perut gue mulai panas dan melilit, Dheo masih sibuk dengan suapan-suapan terakhirnya sebelum dia pun ikutan nyerah.
Mie Abang Adek
Bea.Box Container Food Court
Jl. Caman Raya, No. 32
Jatibening, Bekasi
Opening Hours:
Monday - Sunday: 11AM - 1AM
Awalnya, gue mau cari aman saja dengan memesan mie goreng dengan tingkat kepedasan paling rendah. Tapi kemudian, tengah gue memesan ke si Bapak, omongan gue terpotong oleh, "Dih, apaan dah, cemen banget! Aku aja cabenya 50!". Jadi lah gue ikutan memesan satu porsi mie goreng dengan tingkatan pedas nomor tiga, di mana tingkat keduanya si Bapak menggunakan 75 buah cabai dan di tingkat pertamanya menggunakan 100 buah cabai. "Yak, di sebelah sana ada kamera, silahkan lambaikan tangan anda jika tidak kuat!".
Gue kira pedasnya nggak bakal jauh-jauh dari pedasnya Buldak Bokkum Myeun produksi Samyang, jadi gue pede-pede aja. Eh, ternyata, jauh sejauh jauhnya jauh dari ekspektasi gue. Saking pedasnya itu mie goreng, gue sampai benar-benar nggak ngerasain apapun selain pahit dan sakit! Gue hanya tahan dua suap. Bahkan telur ceploknya pun nggak gue makan. Disaat perut gue mulai panas dan melilit, Dheo masih sibuk dengan suapan-suapan terakhirnya sebelum dia pun ikutan nyerah.
Mie Abang Adek
Bea.Box Container Food Court
Jl. Caman Raya, No. 32
Jatibening, Bekasi
Opening Hours:
Monday - Sunday: 11AM - 1AM
No comments:
Post a Comment