Lebaran itu sudah pasti identik dengan, salah satunya, jajaran kue kering yang bertebaran di mana-mana. Entah itu di pasar, di supermarket, di pinggir jalan, pasti ada saja beberapa pedagang yang tengah sibuk menjual bertoples-toples kue kering. Macamnya ada banyak, tapi yang paling populer di kalangan penduduk lokal Kota Jakarta adalah Kue Nastar dan Kue Kastengels.
Nggak jauh berbeda satu sama lain, Kue Nastar dan Kue Kastengels sama-sama terbuat dari bahan dasar tepung terigu, mentega (bisa juga margarin), dan telur. Bedanya hanya di rasa dan bahan pelengkap yang memperkuat rasa dari masing-masing kue tersebut, yaitu selai nanas pada Kue Nastar yang membuatnya terasa manis dan parutan keju yang seharusnya membuat Kue Kastengels senantiasa dikenang dengan rasa gurihnya di setiap gigitan. Lalu, tergantung dari si pembuat, kedua jenis kue kering ini biasanya akan memiliki citarasa khas yang berbeda kalau dibuat oleh tangan-tangan yang berbeda juga.
Beberapa hari yang lalu, karena tuntutan pekerjaan, gue nggak bisa ikut merayakan Lebaran bersama keluarga besar di rumah. Makan hanya seadanya di kost. Ketupat, opor ayam, dan sambal goreng ati ayam sudah pasti nggak kebagian. Otomatis, kue-kue kering Lebaran pun nggak dapat. Alhasil, yang bisa gue lakukan hanyalah mengeluh dan mengadu di salah satu akun sosial media gue.
Eh, ndilalah sepulang terbang hari ini gue dibawain gembolan dari rumah oleh Bapak. Isinya macam-macam, kebanyakan barang-barang yang gue butuhkan untuk di kost, seperti seprai baru dan sepatu olahraga. Lalu, ketika gue korek-korek lebih dalam lagi, ternyata ada dua toples kue kering yang dibawakan Ibu, Kue Nastar dan Kue Kastengels masing-masing satu. Astaga, senangnya bukan main!
Adis Cookies - Homemade
Ini adalah Kue Nastar yang selalu Ibu beli di pasar dekat rumah menjelang Hari Raya Idul Fitri. Bentuknya bulat-bulat dan besarnya nggak nanggung-nanggung. Warnanya cantik, coklat agak kuning keemasan, dan sangat menarik. Olesan kuning telur yang selalu identik dengan Kue Nastar menghiasi bagian atas masing-masing kue dengan sangat memikat. Lalu, di atasnya, ada taburan keju yang menjadi kering karena dipanggang.
Padahal, dulu, Kue Nastar ini belum ada mereknya. Tapi, mungkin karena peminatnya banyak, akhirnya si penjual (yang adalah salah satu dari sekian banyak pedagang daging di Pasar Sumberarta) memutuskan untuk memberikan merek pada Kue Nastar bikinannya agar orang-orang bisa tau siapa yang menjual kue kering tersebut . “Delicious. Special for you.” begitulah slogannya.
Sejauh ini, Kue Nastar garapan Adis Cookies adalah Kue Nastar paling enak kedua yang pernah gue cicipi seumur hidup (yang pertama adalah Nastar Medan ala Dapur Reuni yang gue beli semasa dinas gue di Kualanamu, Medan). Meskipun ekstrak vanilinya terasa dengan jelas di lidah, perbandingan gula, tepung terigu, dan margarinnya sudah sangat pas. Tidak ada rasa yang saling timpang tindih selain ekstrak vanilinya. Itu, pun, bisa dengan mudahnya dikelabui dengan parutan keju gurih dan tekstur dari Kue Nastar itu sendiri, yang menurut gue cukup kokoh dan nggak gampang pecah menjadi remah-remah. Selai nanasnya memiliki tekstur yang cukup padat dan cukup berisi, nggak cuma sembarang selai tanpa parutan nanas doang. Manisnya manusiawi, nggak membuat gue mual meskipun barisan atas kue sudah gue sikat habis.
Ku-Ker Lecker Pastry
Si pendatang baru yang Ibu dapat dari salah seorang temannya yang, mungkin, bersilahturahmi pada hari Lebaran kemarin. Bentuknya bulat-bulat, seperti Kue Nastar namun lebih kecil dan lebih gampang untuk dilahap, dan bagian permukaannya dihiaskan dengan yang sepertinya antara parutan keju, atau potongan kacang. Nggak bakal tau sebelum dibuka dan dicicipi sendiri, tapi firasat gue mengatakan bahwa itu adalah parutan keju.
Stiker yang menempel rapi pada tutup toples sungguh menipu karena foto kue yang terpampang di sana adalah foto Kue Nastar. Tapi, Kue Nastar macam apa ini, kok tampilannya beda? Ternyata, oh, ternyata, ini Kue Kastengels! Kue kering Lebaran favorit gue!
Gurih, asin, renyah, kejunya melimpah, ukurannya kecil banget sehingga nggak butuh waktu lama buat gue untuk melahap habis, sekali lagi, barisan paling atas dari kue kering tersebut. Jujur, kue kering ini berhasil membuat gue agak mual ketika gue makan terus-menerus dalam jumlah yang banyak, mungkin karena takaran margarin dan tepung terigunya yang melimpah. Untungnya, ada Kue Nastar untuk menetralkan rasa gurih yang berlebihan ini.
Asli, kalau keduanya dimakan secara berganti-gantian, rasa gurih dari Kue Kastengels dan rasa manis dari Kue Nastarnya akan saling menetralkan rasa masing-masing. Jadi, mau sebanyak apapun gue makan, mau semual apapun gue jadinya, gue tetap akan bisa terus mengisi kekosongan tangan gue dengan kue-kue kering ini. Terkesan rakus, ya?
How to order?
Ku-Ker Lecker Pastry
Contact:
+62 815 4657 8000
Adis Cookies - Homemade
Contact:
+62 812 8431 6163
+62 128095 8038
No comments:
Post a Comment