Sunday, July 5, 2015

Oseng Tuna Asap "OTAJI"

Ini udah ketiga kalinya gue menjalani puasa di barak. Meskipun guenya sendiri nggak menjalankan ibadah puasa, gue turut meramaikan dengan iseng-iseng ikutan temen-temen gue puasa. Inginnya sih, dengan gue ikutan puasa, lemak di badan gue bakal meluruh beserta ampas-ampas yang biasa akan gue buang di pagi hari, alhasil lingkar pinggang gue mengecil dan celana dinas harian gue pun melonggar. Eh, kenyataannya berat badan gue malah naik gara-gara puasa hari pertama hampir pingsan, yang akhirnya gue harus mengisi perut dengan dua porsi nasi goreng gerobakan. 

Puasa-puasa berikutnya pun, nafsu makan gue justru meningkat. Yang tadinya mau buka puasa dengan kolak doang, gue malah berakhir menyantap menu buka puasa yang disediakan di Ruang Makan Jatah Taruna - nasi secentong besar, ikan filet asam manis tiga potong, tempe balado satu potong, dan takjil dua mangkok. Kacau. 

Tapi, ada satu menu yang menghiasi minggu pertama bulan puasa di barak gue, yaitu Oseng Tuna Asap "OTAJI". Semua berawal dari teman sebarak gue, Anggita dan Ambar, yang tiba-tiba ditawarin tester tuna asap ini oleh tetangga sebelah barak kami. Saat itu gue belum pulang pesiar, jadi yang baru mencicipi tuna asap dewa ini baru mereka berdua. Sepulangnya gue ke barak, gue disambut oleh Anggita dan Ambar yang teriak-teriak, "Kin, patungan yuk beli tuna asap dari barak sebelah! Enak banget, sumpah, setoplesnya cuma 65 ribu!"

Belum gue memutuskan untuk ikut patungan atau nggak, Anggita inisiatif lari ke barak sebelah untuk mencomot sepotong besar tuna tester untuk disuapin ke gue. "Coba deh, enak banget," katanya. Bentuknya sih berantakan dan nggak karuan, agak kurang menjanjikan, warnanya hitam pula, tapi gue lahap juga pada akhirnya. 

Dan, ternyata, beneran enak dong! Meskipun bentuknya berantakan, daging tunanya sendiri tergolong agak keras dan alot, dan nggak lembek benyek yang bakalan hancur jadi bubur ikan pas udah masuk mulut. Bumbu pedasnya terasa banget - gurih dan super super pedas, sampai-sampai gue kewalahan nahan sakit perut dan bulak-balik ke kamar mandi di pagi hari. Cita rasa dari proses pengasapannya pun kuat dan nampol banget di lidah. Gurih, pedas level neraka, manis, bercampur jadi satu. Gue nggak menyesal sama sekali ikut patungan sama Anggita dan Ambar demi setoples Oseng Tuna Asap "OTAJI". Enaknya pake banget!

Akhirnya, minggu pertama bulan puasa gue, Anggita, dan Ambar pun lengkap dengan kehadiran tuna asap dewa ini. Biasanya Anggita dan Ambar menyantap tuna asap ini pas sahur, karena mereka berdua terlalu males untuk sahur di ruang makan, sementara gue gantian menyantap oseng ikan ini untuk buka puasa. Gue nggak kuat kalo gue ngegayem tuna super pedas ini subuh-subuh, karena lambung dan usus gue dijamin bakal melilit pagi-pagi saking pedasnya. Udah lemes karena ikutan puasa, tambah lemes lagi gara-gara nahan sakit perut. Kan lucu. 



No comments:

Post a Comment